Kehadiran kecerdasan buatan (artificial intelligence) menjadi peluang sekaligus tantangan dalam proses pendidikan kekinian di Indonesia. Guru dan siswa saat ini dituntut adaptif dengan layanan AI yang sangat beragam.
Isu penerapan teknologi dalam pendidikan itu menjadi diskursus bagi mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dengan menggelar seminar pengembangan pendidikan dengan pendekatan yang inovatif
Seminar digelar di Grand Agra Ballroom, Jl. Raya Hanjawar No. 8 Cipanas, Cianjur, Kamis (15/12), menghadirkan praktisi teknologi pendidikan Dr. Dirgantara Wicaksono, CH., CHT., S.Pd., M.Pd., M.M.
Tujuan seminar mendalami konsep desain instruksional inovatif dengan teknologi kolaboratif khususnya dalam konteks petualangan di era pendidikan baru.
Dalam paparannya, Dirgantara mengurai bahwa pendidikan harus bersanding dengan teknologi untuk mengakselerasi proses pembelajaran.
“Pendidikan dan teknologi sebetulnya tidak bisa dipisahkan, justru disatukan dalam teknologi pendidikan. Ketika diimplementasikan ada anggapan bahwa kita ada yang menghadapi ketertinggalan, enggak ada yang tertinggal. Teknologi digital bisa saling sinergi dengan pendidikan,” ucap Dirgantara.
Seminar dihadiri oleh guru-guru di sekolah-sekolah Muhammadiyah di Cipanas. Hadir juga perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Cianjur, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Cipanas.
Dirgantara mencontohkan teknologi artifical intelligence harus sudah dipahami oleh guru-guru termasuk mereka yang ada di pesesaan. Ada banyak AI bisa dipakai guru, misal chat GOT, copy.ai, SlideAi.io, Formulanot, dan lainnya ada lebih dari 100 AI bisa dipakai guru.
“Teknologi ini tools untuk membantu percepatan pembelajaran. Nah, di Cipanas saya mengenalkan konsep AI dalam pendidikan. Yang penting adalah bukan masalah ketertinggalan teknolog. Kalau bicara teknologi ada sinyal, akses, dan lainnya, tapi dapat diimplementasikan design instruksional pembelajaran,” paparnya.
Dia juga mendorong agar Muhammadiyah membantu penerapan teknologi di sekolah-sekolah melalui pelatihan-pelatihan, memotivasi guru-guru, dan penyediaan infrastuktur teknologi pendidikan.
“Secara mandiri juga guru-guru harus mau belajar. Lihat Youtube belajar AI,” pungkasnya. *Iqbal
Tulis Komentar