BANDUNG - mediacianjur.or.id-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan komitmen Muhammadiyah dalam memperjuangkan Indonesia yang maju dan berkeadaban dalam Apel Akbar KOKAM di Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB), Minggu (30/6).
Dalam pidatonya, Haedar menyampaikan bahwa Muhammadiyah, yang didirikan pada tahun 1912, telah berperan signifikan dalam berbagai bidang kehidupan bangsa Indonesia sejak era penjajahan hingga saat ini. Muhammadiyah juga memelopori gerakan emansipasi melalui organisasi perempuannya, ‘Aisyiyah, dan menyelenggarakan Kongres Perempuan Pertama tahun 1928 untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.
Haedar menekankan bahwa ajaran Islam yang dipegang Muhammadiyah mendorong umatnya untuk beriman dan bertakwa, membangun kesalehan, serta bersatu dalam spirit kemanusiaan universal. Dengan visi Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur, Muhammadiyah telah berjuang lebih dari satu abad dalam pembaruan di bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan peran perempuan.
"Muhammadiyah telah membuktikan kiprahnya dalam mendirikan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak tahun 1945," ujar Haedar. Ia juga menyoroti kontribusi Muhammadiyah dalam momen-momen krusial seperti Piagam Jakarta dan pembentukan Askar Perang Sabil (APS) untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia dari agresi Belanda tahun 1947.
Haedar menyebutkan bahwa dari Muhammadiyah telah lahir para Pahlawan Nasional yang berjuang untuk Indonesia, termasuk KH Ahmad Dahlan, Hj. Siti Walidah, Ir. Soekarno, Jenderal Soedirman, dan banyak lagi. Peran Muhammadiyah dalam mencerdaskan dan menyejahterakan bangsa hingga ke pelosok-pelosok terdepan, termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19, juga diakui secara nasional dan global.
Muhammadiyah, lanjut Haedar, terus mengedepankan Risalah Islam Berkemajuan untuk mencapai kesejahteraan, perdamaian, persatuan, dan kemajuan bangsa. Organisasi ini juga bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai komponen bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional para pendiri Indonesia.
Haedar menyampaikan delapan poin utama komitmen Muhammadiyah dalam menghadapi dinamika kebangsaan dan global, termasuk pentingnya aktualisasi nilai-nilai Pancasila, menjunjung tinggi keadaban dalam media massa, serta menjaga integritas dan persatuan dalam organisasi Muhammadiyah.
"Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat, berkah, ridha, dan karunia-Nya untuk bangsa Indonesia serta melapangkan perjuangan Muhammadiyah di Indonesia dan semesta raya," tutup Haedar.
Tulis Komentar