Keterangan Gambar : poto istimewa
Cianjur — Di balik kepulan asap dari wajan besar dan aroma nasi hangat yang menggoda, tersimpan kisah harapan yang kembali tumbuh.Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh SPPG Cianjur Cipanas Sindanglaya melalui Dapur Makan Bergizi Gratis Muhammadiyah, berlokasi di Pondok Pesantren Islamic Centre Muhammadiyah (ICM) Cipanas, kini telah menjadi sumber kehidupan baru bagi warga sekitar.
Setiap hari, dapur ini memproduksi ribuan porsi makanan bergizi yang didistribusikan kepada TK, SD, SMP, SMA/SMK, serta ibu hamil dan lansia.
Data terbaru mencatat, sebanyak 3.700 penerima manfaat di wilayah Cipanas–Cianjur telah merasakan langsung keberkahan dari program ini.
Namun di balik angka tersebut, tersimpan kisah-kisah yang menghangatkan hati dan sarat makna.
Di dapur MBG, Pak Anda Suganda (60) — seorang mantan chef hotel di wilayah Cipanas — kini kembali bekerja dengan semangat baru.
Setiap pagi, ia datang lebih awal untuk menyiapkan bahan dan memimpin tim memasak.
“Saya pikir masa kerja saya sudah selesai,” ujarnya sambil menata lauk pauk ke dalam wadah makanan. “Tapi ketika ada program ini, saya bisa kembali memasak. Bukan untuk tamu hotel, tapi untuk anak-anak sekolah. Rasanya luar biasa bahagia.”
Baginya, setiap sendok nasi yang ia siapkan adalah wujud syukur dan pengabdian.
“Yang saya masak bukan cuma makanan,” katanya tersenyum, “tapi juga semangat hidup.”
Tak hanya para juru masak, banyak ibu-ibu berusia 50 tahun ke atas kini kembali berdaya berkat program MBG.
Mereka bekerja mencuci food tray (ompreng), menyiapkan peralatan, dan membantu proses distribusi makanan ke sekolah-sekolah.
“Saya pikir masa produktif saya sudah lewat,” tutur seorang ibu dengan mata berkaca. “Tapi ternyata Allah masih kasih jalan lewat MBG. Bisa bantu keluarga, bisa silaturahmi, bisa jadi berarti lagi.”
Bagi mereka, dapur bukan sekadar tempat bekerja — tetapi ruang kebersamaan dan ladang pahala.
Program MBG tidak berhenti di dapur. Dampaknya meluas hingga ke sektor pertanian dan peternakan, terutama bagi anggota JATAM (Jamaah Tani Muhammadiyah) di wilayah Cianjur dan Cipanas.
Setiap hari, kebutuhan bahan pokok seperti sayur, beras, dan ayam segar dipasok langsung dari para petani dan peternak JATAM.
Roda ekonomi lokal pun kembali berputar dengan semangat gotong royong.
“Sekarang panen sayur nggak bingung mau dijual ke mana,” ujar Edo (41), anggota JATAM asal Cugenang. “Dapur MBG butuh bahan segar setiap hari. Jadi kami para petani ikut merasakan rezekinya.”
Program ini tak hanya memberi makan, tapi juga memberdayakan — dari petani hingga ibu rumah tangga, semua ikut tumbuh dalam lingkaran keberkahan.
Program Makan Bergizi Gratis Muhammadiyah telah membuktikan bahwa keberkahan sejati tak selalu diukur dari materi.
Dari satu dapur kecil di Cipanas, semangat berbagi menjalar hingga Cianjur kota — menghidupi ribuan orang dan menghidupkan kembali rasa kemanusiaan.
Dari Dapur ICM Cipanas, aroma masakan bukan hanya tanda makanan matang, tetapi tanda bahwa harapan masih menyala.
Sepiring nasi bergizi kini menjadi simbol kebersamaan, pemberdayaan, dan cinta untuk sesama.
Penulis: Redaksi Mediacianjur
Editor: MPM & MPI Muhammadiyah Cianjur
Tulis Komentar